Mochizuki Tidak Mencari Kambing Hitam
Dalam pertemuan jurnalis sehabis laga, Mochizuki sebelumnya sempat ditanyakan apa tidak ada persaingan club ikut mempengaruhi minimnya jam terbang pemain lokal, yang pada akhirannya berpengaruh pada perform di lapangan.
Tetapi, pelatih dari Jepang itu memperjelas jika kekalahannya dengan Pakistan tidak seharusnya disangkutkan secara langsung dengan hal itu.
“Penting ada lingkungan bermain untuk sepak bola putri semenjak umur dini sampai tingkat liga professional,” tutur Mochizuki.
“Tetapi liga sangat menolong, dimulai dari test panjang sepanjang pemfokusan latihan sampai datangkan pemain diaspora . Maka aku tidak mau mempersalahkan siapa saja.”
Empat pemain diaspora yang diartikan Mochizuki ialah Irislah de Rouw, Felicia de Zeeuw, Isa Warps, dan Emily Nahon. Kedatangan mereka memberi tambahan kualitas di tengah-tengah kurangnya persaingan lokal yang jalan dengan reguler.
Bermain Tidak Lepas, Umur Muda Disoroti
Ketua PSSI, Erick Thohir, memberi respon berkaitan performa Tim nasional Putri. Menurut dia, beberapa pemain belum tampil optimal dan terlihat bermain dalam penekanan waktu hadapi Pakistan.
“Ya, pasti kita harap ini hari menang. Tetapi memang mereka seperti bermain tidak lepas. Mahfum, masih berusia muda,” sebut Erick singkat ke mass media.
Hasil ini membuat kesempatan Indonesia maju ke perputaran final Piala Asia Putri 2026 yang hendak diadakan di Australia menjadi makin tipis. Masalahnya cuma juara group yang memiliki hak melesat ke babak selanjutnya.
Taiwan tetap pimpin klassemen sementara dan di kertas menjadi musuh paling kuat di group. Dengan 1 pertandingan sisa, Indonesia harus menang dari Taiwan sekalian mengharap Pakistan tergelincir di laga paling akhir.